Periodisasi Sastra

28 Oktober 2010 1 komentar

Karya Sastra dan Periodisasinya

A. Karya Sastra Bentuk Prosa

Karangan prosa ialah karangan yang bersifat menerangjelaskan secara terurai mengenai suatu masalah atau hal atau peristiwa dan lain-lain. Pada dasarnya karya bentuk prosa ada dua macam, yakni karya sastra yang bersifat sastra dan karya sastra yang bersifat bukan sastra. Yang bersifat sastra merupakan karya sastra yang kreatif imajinatif, sedangkan karya sastra yang bukan astra ialah karya sastra yang nonimajinatif.

Macam Karya Sastra Bentuk Prosa

Dalam khasanah sastra Indonesia dikenal dua macam kelompok karya sastra menurut temanya, yakni karya sastra lama dan karya sastra baru. Hal itu juga berlaku bagi karya sastra bentuk prosa. Jadi, ada karya sastra prosa lama dan karya sastra prosa baru.

Perbedaan prosa lama dan prosa baru menurut Dr. J. S. Badudu adalah:

Prosa lama:

1.       Cenderung bersifat stastis, sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan secara lambat.

2.       Istanasentris ( ceritanya sekitar kerajaan, istana, keluarga raja, bersifat

feodal).

3.       Hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo atau dongeng. Pembaca

dibawa ke dalam khayal dan fantasi.

4.       Dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan Arab.

5.       Ceritanya sering bersifat anonim (tanpa nama)

6.       Milik bersama

Prosa Baru:

1.       Prosa baru bersifat dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat)

2.       Masyarakatnya sentris ( cerita mengambil bahan dari kehidupan masyarakat sehari-hari)

3.       Bentuknya roman, cerpen, novel, kisah, drama. Berjejak di dunia yang nyata, berdasarkan kebenaran dan kenyataan

4.       Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat

5.       Dipengaruhi siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas

6.       Tertulis

1. Prosa lama

Prosa lama adalah karya sastra daerah yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Dalam hubungannya dengan kesusastraan Indonesia maka objek pembicaraan sastra lama ialah sastra prosa daerah Melayu yang mendapat pengaruh barat. Hal ini disebabkan oleh hubungannya yang sangat erat dengan sastra Indonesia.  Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan. Disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Dikenal bentuk tulisan setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Melayu mengenal tulisan. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sejarah sastra Indonesia mulai ada.

Bentuk-bentuk sastra prosa lama adalah:

a.    Mite adalah dongeng yang banyak mengandung unsur-unsur ajaib dan ditokohi oleh dewa, roh halus, atau peri. Contoh Nyi Roro Kidul

b.    Legenda adalah dongeng yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat. Contoh: Sangkuriang, SI Malin Kundang

c.    Fabel adalah dongeng yang pelaku utamanya adalah binatang. Contoh: Kancil

d.    Hikayat adalah suatu bentuk prosa lama yang ceritanya berisi kehidupan raja-raja dan sekitarnya serta kehidupan para dewa. Contoh: Hikayat Hang Tuah.

e.    Dongeng adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Contoh: Cerita Pak Belalang.

f.     Cerita berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam

  1. Prosa Baru

Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Prosa baru timbul sejak pengaruh Pers masuk ke Indonesia yakni sekitar permulaan abad ke-20. Contoh: Nyai Dasima karangan G. Fransis, Siti mariah karangan H. Moekti.

Berdasarkan isi atau sifatnya prosa baru dapat digolongkan menjadi:

1.       Roman adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Contoh: karangan Sutan Takdir Alisjahbana: Kalah dan Manang, Grota Azzura, Layar Terkembang, dan Dian yang Tak Kunjung Padam

2.       Riwayat adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa atau Prof. Dr. B.I Habibie atau  Ki hajar Dewantara.

3.       Otobiografi adalah karya yang berisi daftar riwayat diri sendiri.

4.       Antologi adalah buku yang berisi kumpulan karya terplih beberapa orang. Contoh Laut Biru Langit Biru karya Ayip Rosyidi

5.       Kisah adalah riwayat perjalanan seseorang yang berarti cerita rentetan kejadian kemudian mendapat perluasan makna sehingga dapat juga berarti cerita. Contoh: Melawat ke Jabar – Adinegoro, Catatan di Sumatera – M. Rajab.

6.       Cerpen adalah suatu karangan prosa yang berisi sebuah peristiwa kehidupan manusia, pelaku, tokoh dalam cerita tersebut. Contoh: Tamasya dengan Perahu Bugis karangan Usman. Corat-coret di Bawah Tanah karangan Idrus.

7.       Novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dan kehidupan orang-orang. Contoh: Roromendut karangan YB. Mangunwijaya.

8.       Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk  suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yangs ifatnya objektif dan menghakimi.

9. Resensi adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.

10.    Esei adalah ulasan/kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif  atau sangat pribadi.

B. Puisi

Puisi adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Unsur-unsur intrinsik puisi adalah

a.       tema adalah tentang apa puisi itu berbicara

b.       amanat adalah apa yang dinasihatkan kepada pembaca

c.        rima adalah persamaan-persamaan bunyi

d.       ritma adalah perhentian-perhentian/tekanan-tekanan yang teratur

e.       metrum/irama adalah turun naik lagu secara beraturan yang dibentuk oleh persamaan jumlah kata/suku tiap baris

f.         majas/gaya bahasa adalah permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi ekspresi

g.       kesan adalah perasaan yang diungkapkan lewat puisi (sedih, haru, mencekam, berapi-api, dll.)

h.       diksi adalah pilihan kata/ungkapan

i.         tipografi adalah perwajahan/bentuk puisi

Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.

a.       puisi lama

Ciri puisi lama:

1.       merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya

2.       disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan

3.       sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima

Yang termausk puisi lama adalah

1.    mantra adalah ucapan-ucapan yangd ianggap memiliki kekuatan gaib

2.    pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran,  2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka

3.    karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek

4.    seloka adlah pantun berkait

5.    gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat

6.    syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita

7.    talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris

b.       puisi baru

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.Menurut isinya, puisi dibedakan atas

1.       balada adalah puisi berisi kisah/cerita

2.       himne adAlah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan

3.       ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang ebrjasa

4.       epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup

5.       romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih

6.       elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan

7.       satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik

Membaca Puisi

Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam membaca puisi antara lain:

1.       jenis acara: pertunjukkan, pembuka acara resmi, performance-art, dll.,

2.       pencarian jenis puisi yang cocok dengan tema: perenungan, perjuangan, pemberontakan, perdamaian, ketuhanan, percintaan, kasih sayang, dendam, keadilan, kemanusiaan, dll.,

3.       pemahaman puisi yang utuh,

4.       pemilihan bentuk dan gaya baca puisi, meliputi poetry reading, deklamasi, dan teaterikal

5.       tempat acara: indoor atau outdoor,

6.       audien,

7.       kualitas komunikasi,

8.       totalitas performansi: penghayatan, ekspresi( gerak dan mimik)

9.       kualitas vokal, meliputi volume suara, irama (tekanan dinamik, tekanan nada, tekanan tempo)

10.    kesesuaian gerak,

11.    jika menggunakan bentuk dan gaya teaterikal, maka harus memperhatikan:

a)       pemilihan kostum yang tepat,

b)       penggunaan properti yang efektif dan efisien,

c)       setting yang sesuai dan mendukung tema puisi,

d)       musik yang sebagai musik pengiring puisi atau sebagai musikalisasi puisi

C. Drama/Film

Drama atau film merupakan karya yang terdiri atas aspek sastra dan asepk pementasan. Aspek sastra drama berupa naskah drama, dan aspek sastra film berupa skenario. Unsur instrinsik keduanya terdiri dari tema, amanat/pesan, plot/alur, perwatakan/karakterisasi, konflik, dialog, tata artistik (make up, lighting, busana, properti, tata panggung, aktor, sutradara, busana, tata suara, penonton), casting (penentuan peran), dan akting (peragaan gerak para pemain).

D. Periodisasi Sastra Indonesia

Periodisasi sastra adalah pembabakan waktu terhadap perkembangan sastra yang ditandai dengan ciri-ciri tertentu. Maksudnya tiap babak waktu (periode) memiliki ciri tertentu yang berbeda dengan periode yang lain.

1.       Zaman Sastra Melayu Lama

Zaman ini melahirkan karya sastra berupa mantra, syair, pantun, hikayat, dongeng, dan bentuk yang lain.

2.       Zaman Peralihan

Zaman ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana danraja-raja, tetapi tentang kehidupan manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah (otobiografi), Syair Perihal Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa Melayu yang kearab-araban.

3.       Zaman Sastra Indonesia

a.       Angkatan Balai Pustaka (Angkatan 20-an)

Ciri umum angkatan ini adalah tema berkisari tentang konflik adat antara kaum tua dengan kaum muda, kasih tak sampai, dan kawin paksa, bahan ceritanya dari Minangkabau, bahasa yang dipakai adalah bahasa Melayu, bercorak aliran romantik sentimental.

Tokohnya adalah Marah Rusli (roman Siti Nurbaya), Merari Siregar (roman Azab dan Sengsara), Nur Sutan Iskandar (novel Apa dayaku Karena Aku Seorang Perempuan), Hamka (roman Di Bawah Lindungan Ka’bah), Tulis Sutan Sati (novel Sengsara Membawa Nikmat), Hamidah (novel Kehilangan Mestika), Abdul Muis (roman Salah Asuhan), M Kasim (kumpulan cerpen Teman Duduk)

b.       Angkatan Pujangga Baru (Angkatan 30-an)

Cirinya adalah 1) bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern, 2) temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi mencakup masalah yang kompleks, seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagainya, 3) bentuk puisinya adalah puisi bebas, mementingkan keindahan bahasa, dan mulai digemari bentuk baru yang disebut soneta, yaitu puisi dari Italia yang terdiri dari 14 baris, 4) pengaruh barat terasa sekali, terutama dari Angkatan ’80 Belanda, 5)aliran yang dianut adalah romantik idealisme, dan  6) setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan.

Tokohnya adalah STA Syhabana (novel Layar Terkembang, roman Dian Tak Kunjung Padam), Amir Hamzah (kumpulan puisi Nyanyi Sunyi, Buah Rindu, Setanggi Timur), Armin Pane (novel Belenggu), Sanusi Pane (drama Manusia Baru), M. Yamin (drama Ken Arok dan Ken Dedes), Rustam Efendi (drama Bebasari), Y.E. Tatengkeng (kumpulan puisi Rindu Dendam), Hamka (roman Tenggelamnya Kapa nVan Der Wijck).

c.        Angkatan ’45

Ciri umumnya adalah bentuk prosa maupun puisinya lebih bebas, prosanya bercorak realisme, puisinya bercorak ekspresionisme, tema dan setting yang menonjol adalah revolusi, lebih mementingkan isi daripada keindahan bahasa, dan jarang menghasilkan roman seperti angkatan sebelumnya.

Tokohnya Chairil Anwar (kumpulan puisi Deru Capur Debu, kumpulan puisi bersama Rivai Apin dan Asrul Sani Tiga Menguak Takdir), Achdiat Kartamiharja (novel Atheis), Idrus (novel Surabaya, Aki), Mochtar Lubis (kumpulan drama Sedih dan Gembira), Pramduya Ananta Toer (novel Keluarga Gerilya), Utuy Tatang Sontani (novel sejarah Tambera)

d.       Angkatan ’66

Ciri umumnya adalah tema yang menonjol adalah protes sosial dan politik, menggunakan kalimat-kalimat panjang mendekati bentuk prosa.

Tokohnya adalah W.S. Rendra (kumpulan puisi Blues untuk Bnie, kumpulan puisi Ballada Orang-Orang Tercinta), Taufiq Ismail (kumpulan puisi Tirani, kumpulan puisi Benteng), N.H. Dini (novel Pada Sebuah Kapal), A.A. Navis (novel Kemarau), Toha Mohtar (novel Pulang), Mangunwijaya (novel Burung-burung Manyar), Iwan Simatupang (novel Ziarah), Mochtar Lubis (novel Harimau-Harimau), Mariannge Katoppo (novel Raumannen).

E. Identifikasi Moral, Estetika, Sosial, Budaya Karya Sastra

1.       Identifikasi Moral

Sebuah karya umumnya membawa pesan moral. Pesan moral dapat disampaikan oleh pengarang secara                langsung maupun tidak langsung. Dalam karya satra, pesan moral dapat diketahui dari perilaku tokoh-         tokohnya atau komentar langsung pengarangnya lewat karya itu.

2.       Identifikasi Estetika atau Nilai Keindahan

Sebuah karya sastra mempunyai aspek-aspek keindahan yang melekat pada karya sastra itu. Sebuah puisi,             misalnya: dapat diamati aspek persamaan bunyi, pilihan kata, dan lain-lain. Dalam cerpen dapat diamati pilihan gaya bahasanya.

3.       Identifikasi Sosial Budaya

Suatu karya sastra akan mencerminkan aspek sosial budaya suatu daerah tertentu. Hal ini berkaitan dengan warna daerah. Sebuah novel misalnya, warna daerah memiliki corak tersendiri yang membedakannya dengan yang lain. Beberapa karya sastra yang mengungkapkan aspek sosial budaya:

a.       Pembayaran karya Sunansari Ecip mengungkapkan kehidupan di Sulawesi Selatan.

b.       Bako Karya Darman Moenir mengungkapkan kehidupan Suku Minangkabau di Sumatera Barat.

Kategori:Uncategorized

Pembelajaran Parafrase Puisi

Puisi adalah karya sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, matra serta penyusunan baris/larik dan bait. Puisi lebih menonjolkan keindahan bahasa, kedalaman makna, dan kepadatan isi. Contoh Parafrase puisi Cintaku Jauh di Pulau cintaku jauh di pulau gadis manis, sekarang iseng sendiri perahu melancar, bulan memancar di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar angin membantu, laut terang tapi terasa aku tidak sampai padanya di air yang tenang, di angin mendayu di perasaan penghabisan segala melaju ajal bertahta sambil berkata tujukan perahu ke pangkuan saja amboi jalan sudah bertahun kutempuh perahu yang bersamakan merapuh mengapa ajal memanggil dulu sebelum berpeluk dengan cintaku manisku jauh di pulau kalau ku mati dia mati iseng sendiri   Parafrase kekasih penyair ada di pulau yang jauh, kalau penyair mati gadis itu akan berbuat iseng menghabiskan waktu sendirian. Untuk menuju kekasihnya penyair naik perahu dengan lancar pada waktu terang bulan dan membawa oleh-oleh. Akan tetapi penyair tak akan sampai padanya sebab ajal telah menjemputnya. Penyair putus asa karena  perjalanan menggapai kekasihnya masih lama dan samapai perahu rapuh. Sajak ini mengungkapkan ketragisan kehidupan, meskipun segala usaha sudah ditempuh, tetapi sering kali manusia tak dapat mencapai idaman karena maut telah menjemput. Teknik Membuat Parafrase 1. Membaca, memahami isi puisi secara cermat 2. Menafsir makna kata-kata “aneh” dengan persepsi yang tepat 3. Menulis inti/pokok isi puisi sesuai dengan temanya 4. Pelajari setting tahun pembuatan puisi 5. Pelajari Biografi pengarang 6. Mengembangkan inti sari/pokok persoalan dengan bahasa/kalimat sendiri

Kategori:Uncategorized

Pembelajaran Membaca Puisi dengan Teknik Eksperimen

Teknik eksperimen lebih sering digunakan dalam pengajaran ilmu eksakta, namun tidak menutup kemungkinan untuk diimplementasikan dalam pengajaran bahasa Indonesia.
Dalam pengajaran bahasa Indonesia dapat dicontohkan dalam kompetensi dasar membaca puisi.
Untuk mengajarkan pada kompetensi dasar tertentu, guru mendemonstrasikan secara langsung dan siswa memperhatikannya.

Pada pembelajaran membaca puisi, mula-mula guru memberi contoh tentang tata cara membaca puisi tertentu. Bisa juga dilakukan dengan alat peraga/media pembelajaran rekaman pembacaan puisi oleh penyair.

Kemudian secara bergiliran siswa diberi kesempatan untuk membaca puisi yang sama. Tentu saja terdapat variasi antara satu siswa dengan siswa yang lain. Hal tersebut dapat dijadikan pengembangan pembelajaran bahwa persepsi isi puisi/pemahaman puisi antara siswa yang satu dengan yang lain berbeda, hal ini sah-sah saja mengingat bahwa puisi memang memilki kandungan isi yang sama namun berbeda penerjemahannya. Individualistas siswa dalam penerjemahan kandungan isi puisi merupakan bentuk apresiasi terhadap puisi itu sendiri.

Dari rangkaian proses ini tentu dapat dipilih/diseleksi siswa mana yang dapat membacakan secara baik karena dapat menjiwai, gayanya sesuai, atau penampilan dan kinesiknya yang baik. Dari hal tersebut itu pula siswa yang yang baik membacanya dapat dijadikan model pembacaan puisi yang baik di kelas lain.

Kategori:Uncategorized

Metode Pembelajaran Jigsaw

Metode Jigsaw

Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.

Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.

Kategori:Uncategorized

Metode Pembelajaran Team Games Tournament

Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40

Kategori:Uncategorized

Metode Pembelajaran Picture and Picture

Picture and Picture

Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.

Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.

Kebaikan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.

Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.

Kategori:Uncategorized

Bahasa Baku

Bahasa Baku
Bahasa baku merupakan ragam bahasa yangcara pengucapan atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar atau kaidah-kaidah yang dibakukan.
Ciri-ciri bahasa baku :
1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah
contoh :
bertemu bukan ketemu
dilihat bukan dilihatin
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing
contoh :
banyak sarjana bukan banyak sarjana-sarjana
kesempatan lain bukan lain kesempatan
3. Bukan ragam bahasa percakapan
contoh :
mengapa bukan kenapa
tidak bukan nggak
4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit
contoh :
ia bekerja keras bukan ia kerja keras
ibu sedang mengaji bukan ibu sedang ngaji
5. Pemakaian sesuai dengan konteks kalimat
contoh :
disebabkan oleh bukan disebabkan karena
lebih kecil daripada bukan lebih kecil dari
6. Tidak terkontaminasi
contoh :
berkali-kali bukan berulang kali
mengajar murid bukan mengajar bahasa
7. Tidak mengandung arti pleonasme
contoh :
maju bukan maju ke depan
hadirin bukan para hadirin
8. Tidak mengandung hiperkorek
contoh :
insaf bukan insyaf
pihak bukan fihak

Kategori:Uncategorized

Metode Baca Gunting Tempel pembelajaran Puisi

Metode Baca Gunting Tempel untuk Pembelajaran Menulis Puisi
Metode pembelajaran merupakan kiat/cara yang ditempuh oleh guru untuk mencapai tujuan dalam pembelajarannya. Metode Baca Gunting Tempel disajikan untuk dapat dijadikan wacana oleh guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam tulisan ini akan membahas bagaimana membelajarkan siswa di kelas melalui kegiatan menggunting kata-kata dalam media cetak yang nantinya akan dijadikan sebuah puisi. Adapun yang digunting adalah kolom berita di koran atau media cetak yang lain. Alasan pemakaian koran karena mudah didapat dan lebih ekonomis.

Langkah-langkah dalam metode Baca Gunting Tempel
1. Membaca berita yang terdapat di koran
2. Menggunting kata-kata yang dipilih di koran
3. Menempel/menyusun kata-kata yang digunting menjadi baris/larik puisi
4. Menyunting baris/larik puisi dengan memperhatikan unsur-unsur puisi
5. Menyatukan ide dalam wadah sebuah tema

Langkah-langkah dalam Kegiatan Proses Belajar Mengajar
1. Apersepsi
2. Menugasi siswa membaca sebuah berita di koran
3. Menugasi siswa mengunting kata-kata pilihan di koran
4. Menugasi siswa menyusun guntingan kata-kata menjadi larik/baris puisi
5. Menugasi siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya
6. Membimbing dan menyunting hasil pekerjaan siswa
7. Menugasi siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya setelah penyuntingan
8. Merayakan dan mempublikasikan hasil pekerjaannya

Dalam penyuntingan kalimat-kalimat tersebut diharapkan guru memasukkan unsur-unsur puisi dalam larik/baris puisi. Sehingga tercipta puisi yang bermakna. Kelebihan dalam metode ini ialah siswa akan lebih mudah mencipta puisi dari pada harus merenung dan berimajinasi. Selain itu suasana belajar akan lebih bervariatif dan tidak monoton/membosankan. Siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan tidak menimbulkan kesan guru lebih dominan. Sebagai reward hasil pekerjaan siswa dapat dipublikasikan dalam majalah sekolah atau mading.
Akhirnya selamat mengimplementasikan metode ini.

// <![CDATA[//  

Kategori:Uncategorized

Metode Pembelajaran Jigsaw

Metode Jigsaw

Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.

Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.

Kategori:Uncategorized

Pembelajaran Baca Puisi dengan Metode Eksperimen

Pembelajaran Baca Puisi dengan Metode Eksperimen

Teknik eksperimen lebih sering digunakan dalam pengajaran ilmu eksakta, namun tidak menutup kemungkinan untuk diimplementasikan dalam pengajaran bahasa Indonesia.
Dalam pengajaran bahasa Indonesia dapat dicontohkan dalam kompetensi dasar membaca puisi.
Untuk mengajarkan pada kompetensi dasar tertentu, guru mendemonstrasikan secara langsung dan siswa memperhatikannya.

Pada pembelajaran membaca puisi, mula-mula guru memberi contoh tentang tata cara membaca puisi tertentu. Bisa juga dilakukan dengan alat peraga/media pembelajaran rekaman pembacaan puisi oleh penyair.

Kemudian secara bergiliran siswa diberi kesempatan untuk membaca puisi yang sama. Tentu saja terdapat variasi antara satu siswa dengan siswa yang lain. Hal tersebut dapat dijadikan pengembangan pembelajaran bahwa persepsi isi puisi/pemahaman puisi antara siswa yang satu dengan yang lain berbeda, hal ini sah-sah saja mengingat bahwa puisi memang memilki kandungan isi yang sama namun berbeda penerjemahannya. Individualistas siswa dalam penerjemahan kandungan isi puisi merupakan bentuk apresiasi terhadap puisi itu sendiri.

Dari rangkaian proses ini tentu dapat dipilih/diseleksi siswa mana yang dapat membacakan secara baik karena dapat menjiwai, gayanya sesuai, atau penampilan dan kinesiknya yang baik. Dari hal tersebut itu pula siswa yang yang baik membacanya dapat dijadikan model pembacaan puisi yang baik di kelas lain.

Kategori:Uncategorized